LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK ( AC )
Pokok Bahasan :
1. Menerapkan hukum kelistrikan arus
bolak-balik
2. Menganalisis hubungan antara tegangan, impedansi, dan kuat arus pada listrik bolak-balik
Materi Pelajaran :
· Sumber tegangan bolak-balik
· Macam-macam beban dalam rangkaian srus bolak-balik
· Perumusan impedansi RLC seri
· Perumusan impedansi RLC paralel
· Keadaan resonansi rangkaian RLC
· Perhitungan daya pada arus bolak-balik
1. Sumber tegangan bolak-balik
1.1. Mengamati arus bolak-balik
1.1. Mengamati arus bolak-balik
Apabila suatu rangkaian arus bolak-balik diamati
dengan alat ukur listrik amperemeter DC
dan osiloskop dengan pemasangan seperti
gambar maka dapat kita lihat pada kedua alat ukur
sebagai berikut :
► Pada Amperemeter DC, jarumnya tetap menunjukkan angka nol artinya alat ini tidak
dapat menunjukkan nilai arus yang mengalir karena arah arus berubah-ubah.
► Pada Osiloskop, layarnya menunjukkan gambar grafik sinusoidal. Bila lebih lanjut
kita amati garis-garis skala pada layer osiloskop itu, maka dapat terlihat pula
nilai tegangan maksimum dan frekuensi arus / tegangan bolak-balik tersebut.
Dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan
bahwa arus / tegangan bolak-balik adalah arus
/ tegangan yang nilainya selalu
berubah-ubah terhadap waktu secara periodik. Nilai arus /
tegangan berubah dari
nilai nol sampai dengan nilai maksimum.
Disebut arus / tegangan bolak-balik karena arus
ini mengalir bolak-balik setiap selang waktu
tertentu sesuai dengan frekuensi
sumbernya. Apabila frekuensi sumbernya
50 Hz maka berarti arah arus setiap detik berubah
50 kali.
1.2. Arah dan tegangan sinusoidal
Sumber arus bolak balik adalah generator AC, yang dapat menghasilkan ggl induksi dan berprinsip pada hukum Faraday serta grafiknya berupa fungsi sinusoida yaitu sebagai berikut
Besar tegangan/arus sesaat dinyatakan :
V = Vmaks . sin ωt
I = I maks . sin ωt
Persamaan tersebut merupakan fungsi sinus seperti
pada grafik, oleh karena itu ggl induksinya disebut ggl sinusoidal atau arus
dan tegangan sinusoidal.
harga sin ωt disebut sudut
fase.
1.3 Nilai Efektif dan nilai Maksimum
a. Nilai maksimum dan frekuensi
Dengan osiloskop dapat
diamati nilai maksimum arus / tegangan dan frekuensinya, yang tergambar dalam
bentuk garis cahaya ( trace ) pada layarnya.
Gambar di atas menunjukkan
tampilan layar osiloskop. Garis skala vertical adalah garis skala untuk
tegangan dan garis skala horizontal untuk skala waktu.
Misalkan untuk skala tegangan diatur 2
volt/garis skala dan skala waktu diatur 5 mili detik/garis skala. Kemudian
“test head” osiloskop disentuhkan pada rangkaian arus bolak-balik secara
parallel dan nampak pada layar grafik sinusoidal seperti pada gambar diatas.
b.
Nilai efektif
Yang dimaksud nilai efektif arus / tegangan
bolak-balik adalah kuat arus / tegangan yang dianggap setara dengan arus /
tegangan searah yang menghasilkan jumlah kalor yang sama ketika melalui suatu
penghantar dalam waktu yang sama. Hubungan arus / tegangan efektif dengan arus / tegangan maksimum dinyatakan
dengan persamaan :
I eff = 0.707 I maks
Dengan :
I ef = arus efektif ( ampere )
I m = arus maksimum ( ampere )
V ef = tegangan efektif ( volt )
V m = tegangan maksimum ( volt )
2. Macam-macam beban dalam rangkaian AC
2.1. Resistor dalam rangkaian AC:
Veff = 0.707 V maks
I eff = 0.707 I maks
Dengan :
I ef = arus efektif ( ampere )
I m = arus maksimum ( ampere )
V ef = tegangan efektif ( volt )
V m = tegangan maksimum ( volt )
2. Macam-macam beban dalam rangkaian AC
Yang dimaksud dengan diagram Fasor (diagram
vector) yaitu vector yang dapat berputar dengan arah berlawanan jarum jam.
2.1. Resistor dalam rangkaian AC:
Jika sebuah resistor (hambatan) dilalui arus
bolak-balik, maka tegangan dan
arusnya dikatakan sefase, sehingga secara
vector berimpit.
Rangkaian Resistor Kurva V dan I Diagram Fasor
Hukum Ohm pada beban ini menjadi : V = I . R
V = Vmaks . sin ωt
I = I maks . sin ωt
V sefase dengan i
Ket : V =
potensial listrik (V)
I = kuat arus listrik (A)
R
= hambatan (Ω)
2.2. Induktor dalam rangkaian listrik AC
2.2. Induktor dalam rangkaian listrik AC
Jika sebuah induktor dilalui arus bolak-balik,
maka fase tegangan akan mendahului 90o terhadap arusnya (leading), sehingga diagram fasor
dan kurvanya ditunjukkan seperti gambar dibawah ini :
Rangkaian Induktor Kurva VL dan I Diagram fasor
► V = Vm . sin ωt
► i =
im . sin ( ωt – 900 )
► V mendahului i dengan beda fase 900
Hukum Ohm pada rangkaian ini menjadi : V = I.XL sedang XL = 2πf.L
dimana : XL = reaktansi induktif (Ω)
L = Induktansi (Henry)
f = frekuensi (Hz)
L = Induktansi (Henry)
f = frekuensi (Hz)
2.3. Kapasitor dalam rangkaian listrik AC
Jika sebuah kapasitor dilalui arus bolak-balik,
maka fase tegangan akan
tertinggal 90o terhadap arusnya (lagging), sehingga diagram fasor dan kurvanya adalah
seperti dibawah
tertinggal 90o terhadap arusnya (lagging), sehingga diagram fasor dan kurvanya adalah
seperti dibawah
Rangkaian kapasitor (C) Kurva VC dan I Diagram fasor
Hukum Ohm pada rangkaian ini menjadi : V = I Xc
Hukum Ohm pada rangkaian ini menjadi : V = I Xc
► V = Vm . sin ωt
► i
= im . sin ( ωt + 900 )
► V tertinggal i dengan beda fase 900
Untuk Latihan soal bab Listrik Arus Bolak-balik klik disini
Faktor Daya (Cos θ ) = R/Z =VR/V
Untuk Latihan soal bab Listrik Arus Bolak-balik klik disini
3. Perumusan impedansi RLC seri
Dalam
rangkaian AC jarang kita jumpai adanya beban murni, biasanya merupakan
kombinasi dari beberapa beban, sehingga kita mengenal pengertian impedansi rangkaian
(Z) yang merupakan beban gabungan tadi, dengan begitu kita juga mengenal
factor daya yang besarnya :
Cos θ = R / Z dimana : Cos θ = factor daya
R = hambatan (ohm)
Z = impedansi (ohm)
3.1. Rangkaian seri R-L :
Pada
gambar dibawah ini menunjukkan sebuah
hambatan murni R dirangkai
seri
dengan inductor L dihubungkan pada listrik AC.
Dalam
rangkaian ini diketahui bahwa :
► arus i sefase dengan tegangan VR
► arus i ketinggalan 900 oleh tegangan V
Kurva Seri VR , VL thd I Diagram Fasor
Kurva Seri VR , VL thd I Diagram Fasor
Impedansi Z = V / I
Faktor Daya (Cos θ ) = R/Z =VR/V
Faktor Daya (Cos θ ) = R/Z =VR/V
3.2. Rangkaian seri R-C :
Suatu hambatan murni yang dirangkai seri dengan
kapasitor yang mempunyai
kapasitas C dihubungkan dengan tegangan AC.
Dalam rangkaian ini
diketahui bahwa :
► arus i sefase dengan tegangan VR
► arus i mendahului 900 terhadap
tegangan VC
Kurva Seri VR , VC thd I Diagram Fasor
Impedansi Z = V / I
Faktor Daya (Cos θ ) = R/Z =VR/V
Tidak ada komentar:
Posting Komentar